Kamis, 05 Juli 2012

TIPS PERCAYA DIRI

·         TIPS PERCAYA DIRI

    To the point guys! Langkah-langkahnya yaitu:
    
    BERDIRI TEGAK. Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah merubah penampilan, berdirilah yang tegak, busungkan dada dan coba tampillah sempurna. Pokoknya jangan sampai kelihatan lecek dech, soalnya penampilan seseorang akan menentukan penilaian orang lain, buatlah kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda.
·         
    BERSIKAP AVERTIF. Mulai sekarang cobalah merubah sikap, jadilah

Membaca, Makanan Bagi Jiwa



Membaca, Makanan Bagi Jiwa 

Kebiasaan membaca akan menentukan masa depan kita. Kalau kita simak tokoh-tokoh yang mencapai keberhasilan, dalam bidang apapun, dimanapun dan kapanpun, kita mendapat kenyataan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai kebiasaan membaca sejak kecil.
             
Mari kita perhatikan nama-nama besar di Indonesia, presiden, menteri, tokoh masyarakat, pengusaha, seniman, dll. Bung Karno, walaupun seorang insinyur, buku-buku bacaan beliau amat luas bidangnya. Yaitu buku-buku tentang agama (apapun), tentang sejarah dan tokoh-tokoh raksasa tingkat dunia, tentang ajaran ideologi (sosialisme, marxisme, kapitalisme, islamisme), dan banyak lagi lainnya.
             
Bung Hatta juga demikian, apalagi beliau adalah seorang yang belajar ilmu ekonomi. Tentu buku-buku tentang ilmu sosial beliau baca, termasuk sejarah. Juga buku tentang filsafat dan agama. Pak Habibie, Gus Dur, dan Pak SBY juga merupakan orang-orang yang gila buku sejak kecil. Presiden RI yang tidak begitu gemar membaca adalah Pak Harto dan Bu Megawati.
             
Umumnya Perdana Menteri RI gemar membaca, seperti Sutan Syahrir, Mohammad Natsir, Sukiman, Ali Sastroamijoyo, Burhanuddin Harahap. Banyak tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia juga pelahap buku atau pecandu buku, seperti Agus Salim, KH. A. Wahid Hasyim, Nurcholis Madjid, Mohtar Lubis.
             
Para kyai besar Nusantara dan Indonesia juga gemar membaca, paling tidak buku-buku atau kitab-kitab tentang agama. Contoh yang sudah amat terkenal ialah Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, Kyai Mahfudz Termas, Syekh Nawawi Al Bantani.
             
Seperti makanan jasmani, membaca yang merupakan makanan bagi jiwa umat Islam adalah al-Qur’an, baik secara spiritual maupun sebagai sumber ilmu pengetahuan. Umumnya kita membaca al-Qur’an tetapi jarang membaca terjemahnya apalagi tafsirnya. Ternyata banyak ilmuwan non Islam mempelajari al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan bukan sebagai kitab suci. Setelah al-Qur’an kita mengambil al Hadits sebagai bahan bacaan. Kita juga membaca riwayat Rasulullah sebagai makanan jiwa kita. Juga buku atau kitab mengenai penyucian jiwa.
             
Sebagai lauk atau lawuh untuk mengiringi makanan pokok bagi jiwa, kita bisa membaca buku mengenai berbagai masalah yang mungkin tidak terkait secara langsung dengan agama Islam. Misalnya buku mengenai perjuangan seseorang (apapun agamanya) untuk mencapai cita-citanya.
            
 Buku-buku sastra juga perlu kita baca karena bisa memperhalus jiwa kita, memperluas pemikiran kita dan juga memotivasi kita. Apalagi kalau buku sastra itu menyangkut tokoh besar yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Buku cerita yang baik juga merupakan bahan yang baik, sebagai semacam vitamin.
             
Saya dan saudara-saudara saya termasuk Gus Dur saat masih remaja menggemari cerita silat Tionghoa yang menurut saya walaupun tidak berlatarbelakang Islam tetapi telah berhasil menanamkan nilai-nilai positif yang mempengaruhi kehidupan kami, yaitu menanamkan rasa malu, tanggung jawab, keberanian, kerja keras, pantang menyerah, kesetiakawanan, mengurangi pamrih, kejujuran, dan keksatriaan.
             
Bahan bacaan yang bisa dianggap sebagai racun bagi jiwa kita harus dihindari. Contoh bacaan seperti itu adalah cerita cabul, pornografi, kisah mistik, yang memicu kekerasan dan tidak mendidik. Bersyukur bahwa kini banyak buku yang ditulis generasi muda kita dengan mutu yang bagus, baik buku cerita (novel) maupun buku-buku serius. Yang berlatar belakang Islam banyak seperti Ayat-ayat Cinta, dll. Yang tidak berlatar belakang Islam juga banyak .
             
Sayang sekali bahwa kebiasaan membaca itu belum menjadi budaya membaca yang diikuti oleh kebanyakan warga bangsa. Dibanding Malaysia budaya membaca kita jauh tertinggal, apalagi dibanding negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Karena itu perlu ada upaya khusus untuk menumbuhkan minat membaca. Mereka yang berlebih perlu membantu mereka yang kekurangan dengan menghadiahkan buku kepada masyarakat yang tidak mampu atau lembaga pendidikan.

Sumber: Majalah Tebuireng

Kamis, 05 Januari 2012

Surat Kecil Untuk Tuhan


Surat Kecil untuk Tuhan

Tuhan ..
Andai aku bisa kembali..
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan ..
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada hal yang sama terjadi padaku ,terjadi pada
siapapun.

Tuhan ..
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-mu

Tuhan ..
Bolehkah aku memohon satu hak kecil untuk-mu
Biarkan aku tetap melihat bulan dan bintang

Tuhan ..
Bolehkah aku..
Hidup untuk waktu yang lama

Tuhan..
Bolehkan aku..
Tersenyum untuk waktu yang lebih lama
Agar tidak ada lagi air mata dalam hidupku..

Tuhan..
Bolehkan aku menjadi dewasa seperti burung yang terbang
sebebasnya dilangit

Tuhan..
Bolehkah engkau tidak pisahkan aku dari ayah dan temanteman
yang aku sayangi.

Tuhan..
Surat kecilku ini
Adalah permintaan terakhirku.
Andai aku bisa kembali..

Ke dunia yang Kau berikan padaku..

In memorial for
Gita Sesa Wanda Cantika.
19/06/91-25/12/06


BAGIAN 1
ISTANA DALAM DUNIA KECILKU

      
       
Suara kicau burung di pagi hari, terdengar menembus
langit-langit kamarku. Aku masih terbaring malas untuk bangun,
Namun sepertinya bila aku terus tertidur Matahari akan marah
padaku, karena sinarnya terus berbayang bayang di wajahku,